DOEA TANDA CINTA (2015)

Sutradara: Rick Soerafani
Skenario: Jujur Prananto & Hotnida Harahap
Durasi: 102 menit
Pemain: Fedi Nuril, Rendy Kjaernett, Tika Bravani, Rizky Hanggono, Ernest Samudera, Albert Fakdawer, Inggrid Widjanarko, Tio Pakusadewo

Sinopsis:
Film ini menceritakan tentang kisah dua orang perwira yang berlatar belakang beda. Tapi mereka menjadi sahabat dan mencintai seorang gadis yang sama. Awalnya, seorang pria menjadi jagoan di kampungnya, dia bernama Bagus (Fedi Nuril).

Bagus sering berkelahi dan hampir selalu menang. Ia bisa berkelahi hanya karena tidak suka dengan seseorang. Bagus kemudian tertarik dengan perkataan ibunya yang menyuruh ia untuk menjadi jagoan yang sesungguhnya dengan menjadi seorang tentara atau perwira. Bagus kemudian membulatkan tekadnya untuk menjadi tentara dan masuk akademi militer.

Di Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Bagus berkenalan dengan Mahesa (Rendy Kjaernett) yang satu asrama dengannya, Mahesa tak lain adalah seorang anak dari seorang perwira militer yang terbiasa hidup di kota besar dan dimanjakan fasilitas dari orangtuanya. Karena sering membuat masalah, ayahnya memasukkan Mahesa ke Akmil. Meski berasal dari latar belakang yang berbeda, setelah lama kenal mereka menjadi dekat mereka dan bersahabat.

Pertama masuk Akademi Militer mereka berdua merasa seru dan tidak merasakan tekanan apa-apa. Tapi keseruan itupun seketika lenyap setelah dimulainya perpeloncoan yang membuat mereka harus berjuang untuk bisa terus bertahan dan lulus dari Akademi Militer. Mahesa yang merupakan anak manja awalnya sempat mengalami berbagai kesulitan beradaptasi di lingkungan militer. Namun ia bisa melaluinya dengan baik berkat bantuan Bagus.

Menjalani suka duka dan saling dukung selama masa latihan, dua sahabat ini pun mulai terlibat persaingan cinta segi tiga saat dipertemukan dengan Laras (Tika Bravani), gadis desa yang merupakan adik sepupu dari kakak asuh taruna mereka Bramantyo (Rizky Hanggono). Bagus mulai merasakan adanya getaran cinta dalam dirinya. Dilain pihak, ternyata Mahesa juga menyukai Laras.

Berbeda dari Bagus yang cenderung pendiam, Mahesa lebih berani menyatakan cintanya. Ia pun sempat membuat Laras bimbang dalam memutuskan pilihannya. Keduanya pun membuktikannya dengan menjadi lulusan terbaik di angkatannya. Bagus dan Mahesa pun akhirnya dipertemukan kembali dalam satu tim misi menyelamatkan sandera di daerah konflik Karumbai.

Sebelum berangkat, Mahesa kembali memberanikan diri untuk melamar Laras. Mahesa meminta kepastian dari Laras apakah lamarannya diterima atau tidak. Sedangkan Bagus berusaha menghubungi Laras setelah disindir ibunya agar berani menyatakan cinta pada gadis yang dicintainya.

Meski bersaing dalam memperebutkan cinta, namun keduanya tetap kompak dalam menjalani tugas negara. Sayangnya, salah satu dari mereka pun harus gugur saat terjadi baku tembak dengan kawanan pemberontak. Bagaimana akhir kisah mereka?

Review:
Film nasional yang mengangkat kisah dunia militer dan tentara masih belum banyak. Kalau film yang bertemakan perang atau perang kemerdekaan sebenarnya cukup banyak dibuat. Tapi yang fokus pada proses pendidikan militer mungkin masih bisa dihitung dengan jari. Salah satunya adalah Doea Tanda Mata yang dibintangi Fedi Nuril, Rendy Kjaernett dan Tika Bravani.

Film produksi Cinema Delapan dan Benoa ini mengangkat kisah prajurit TNI sejak mengecap pendidikan di Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah, sampai ke medan operasi. Film ini menyuguhkan kehidupan siswa selama mengikuti pendidikan di Akmil.

Menurut sang produser, Alfani Wiryawan, tim produksi melakukan riset mendalam. Mereka melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak untuk mendapatkan informasi terkait kehidupan dan kegiatan di Akmil, termasuk dengan para petinggi di tubuh Angkatan Darat (AD). Selain mengangkat kegiatan para siswa Akademi Militer, film ini juga mengangkat sisi lain mereka.

Misalnya tentang kehidupan asmara dan persahabatan mereka yang terbangun selama mengecap pendidikan. Kita pun bisa melihat kalau kekompakan dan kerjsama dalam dunia militer adalah yang utama. Kalau yang satu membuat masalah maka yang lain akan kena getahnya. Tak hanya diperkaya dengan gambaran kehidupan para taruna akademi militer, Doea Tanda Cinta juga sarat adegan baku tembak yang dikemas dengan angle-angle yang apik dan cukup membuat adrenalin terpacu.

Film ini juga diharapkan bisa memacu para pemuda untuk bergabung dengan Akmil dan menjadi tentara kebanggaan Indonesia. Hal ini sah-sah saja sebenarnya. Tiap film pasti mempunyai misi sendiri dan selama itu positif tidak menjadi masalah. Sayangnya, cerita yang disajikan terbilang klise dan bisa ditebak. Kisah cinta segitiga sudah sering ditampilkan tapi twist yang dihasilkan terasa datar.

Menyaksikan Doea Tanda Mata juga mengingatkan kita pada film Sampai Ujung Dunia (2012) yang dibintangi Gading Marten, Renata Kusmanto dan Dwi Sasono. Film besutan Monty Tiwa itu juga mengangkat dunia pendidikan militer tentang dua pemuda dari latar belakang berbeda lalu mencintai gadis yang sama. Bedanya, dunia militer di Sampai Ujung Dunia ditampilkan lebih sedikit karena sajian utamanya adalah drama cinta segitiga.

Meski begitu film ini tetap menarik untuk ditonton dan patut dipuji karena berani mengangkat tema yang beda. Doea Tanda Mata juga menampilkan lagu soundtrack berjudul Let It Be Mw Way yang dinyanyikan oleh Andien. Akting para pemainnya juga cukup bagus terutama Randy Kjaernett. Dari segi fisik, Rendy terlihat lebih meyakinkan dari Fedi.

Meski sudah berlatih ala militer, tubuh Fedi masih terlihat agak kurus berbeda dengan Rendy yang lebih tegap. Yang cukup menarik, ada penampilan Yuke Sampurna yang tampil sebentar sebagai tentara bayaran. Bassit Dewa 19 dan The Groove ini tampil cool lengkap dengan gaya khasnya termasuk slayer yang menutupi kepalanya.

Yang masih menjadi tanda tanya, mengapa judulnya harus memakai ejaan lama yaitu Doea bukan Dua. Apakah sebagai strategi agar kita teringat pada film Doea Tanda Mata yang disutradarai Teguh Karya di tahun 1984?. Yang jelas, Doea Tanda Cinta yang dibintangi Fedi Nuril, Rendy Kjaernett dan Tika Bravani sudah tayang bioskop mulai hari ini, Kamis (21/5/2015) di seluruh Indonesia.


Download :

Share on Google Plus

About Bhaswara Ananta

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar