Makna Pembelajaran Terpadu untuk SMP dan SMA

Apa itu sains?

Ilmu pengetahuan alam atau Sains (science) diambil dari kata latin ”Scientia" yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably Joint"  (http://www.elearning- jogja.org/mod/resource/view.php?id=2589)

Pembelajaran Tematik di jenjang Sekolah Dasar

Model pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang pengembangannya dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema atau topik sentral, setelah tema ditetapkan maka selanjutnya tema itu dijadikan dasar untuk menentukan dasar sub-sub tema dari bidang studi lain yang terkait (Fogarty dalam Hesty: 2008). Penentuan tema dapat dilakukan oleh guru melalui tema konseptual yang cukup umum tetapi produktif. Dapat pula ditetapkan dengan negosiasi antara guru dengan siswa, atau dengan cara diskusi sesama siswa. Alwasilah dalam Hesty (2008) menyebutkan bahwa tema dapat diambil dari konsep atau pokok bahasan yang ada disekitar lingkungan siswa, karena itu tema dapat dikembangkan berdasarkan minat dan kebutuhan siswa yang bergerak dari lingkungan terdekat siswa dan selanjutnya beranjak ke lingkungan terjauh siswa.

Landasan pengembangan pembelajaran tematik secara psikologis adalah merunut pada teori belajar gestalt. Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti ’whole configuration’ atau bentuk yang utuh, pola, kesatuan dan keseluruhan. Teori ini memandang kejiwaan manusia terikat pada pengamatan yang berwujud pada bentuk menyeluruh. Menurut teori belajar ini seorang belajar jika ia mendapat ”insight”. Insight itu diperoleh bila ia melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi itu, sehingga hubungan itu menjadi jelas baginya dan demikian memecahkan masalah itu (Nasution, 2004; Slameto, 2003 dalam Hesty; 2008).

Perkembangan otak anak sangat dipengaruhi oleh rangsangan dari orang-orang di sekitarnya, termasuk guru dan teman-teman di sekolah. Rangsangan yang tepat akan meningkatkan jumlah syaraf yang akan saling menyambung dengan cepat. Oleh karena itu pendidikan awal di kelas 1, 2, dan 3, perlu memperhatikan faktor tersebut agar syaraf pada otak menyambung secara maksimal. Menurut Piaget, tokoh psikologi perkembangan dan sekaligus tokoh konstruktivisme menyatakan bahwa anak-anak yang berusia sekitar 10 tahun baru mampu berpikir kongrit, belum mampu berpikir abstrak, sehingga layanan pendidikan bagi peserta didik di kelas 1, 2, dan 3 harus mempertimbangkan faktor tersebut sebagai dasar untuk menguasai kompetensi dasar di kelas selanjutnya, yang sudah menggunakan berpikir abstrak.





Pembelajaran Terpadu di jenjang SMP

Model pembelajaran terpadu ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan beberapa mata pelajaran yaitu dengan menetapkan prioritas dari kurikulum dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran (Fogarty dalam Sukayati : 2004). Model pembelajaran ini dapat diterapkan di jenjang SMP dengan landasan bahwa psikologi anak jenjang SMP tidak lagi berpikir secara konkrit saja melainkan sudah semi abstrak, sehingga keterpaduan mata pelajaran dapat menjadikan mereka mengolah informasi secara konkrit dengan pemikiran semi abstrak konstruktif.

Pembelajaran Terhubung di jenjang SMA

Pembelajaran Terhubung (Relation Learning) merupakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan subjek mata pelajaran (Biologi, Fisika, Kimia) secara terpisah tetapi siswa tetap diberikan kesempatan untuk mengaitkan informasi yang didapat dari 3 subjek mata pelajaran tersebut. Relation Learning dapat diajarkan di jenjang SMA dengan pandangan bahwa siswa SMA dapat mempelajari sesuatu yang lebih abstrak dengan pemikiran tingkat tinggi disertai analisis yang tajam. Dengan model ini siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif sehingga dapat menyusun dan memahami informasi yang ‘terserak’ disekitar mereka untuk digabungkan dalam tatanan informasi yang mudah dipahami dan memiliki makna berarti bagi kehidupan mereka di masa mendatang.

Share on Google Plus

About Bhaswara Ananta

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar